Sejarah Perkembangan Game
(History of Game)
#Permainan (Game)
Game merupakan suatu kegiatan yang kompleks dimana biasanya dilakukan untuk bersenang-senang dan kadang-kadang bisa digunakan juga sebagai alat pendidikan. Permainan berbeda dari pekerjaan, yang biasanya dilakukan untuk remunerasi, dan dari seni yang lebih sering merupakan ekspresi dari unsur estetika atau ideologi. Namun, perbedaan ini tidak jelas, dan banyak permainan juga dianggap pekerjaan (seperti pemain profesional olahraga dengan penonton atau permainan) atau seni (seperti jigsaw puzzle atau permainan yang melibatkan layout artistik seperti Mahjong, solitaire, atau beberapa video game).
Berikut beberapa para ahli yang memberikan definisi tentang game :
Berikut beberapa para ahli yang memberikan definisi tentang game :
- Ludwig Wittgenstein
Ludwig Wittgenstein memungkinkan filsuf akademis pertama yang mengatasi definisi dari permainan kata. Dalam karyanya Philosophical Investigations, Wittgenstein berpendapat bahwa unsur-unsur dari game, seperti play, aturan, dan kompetisi, semua gagal untuk menentukan memadai apa itu game. Dari ini, Wittgenstein menyimpulkan bahwa orang menerapkan permainan sebagai istilah untuk berbagai kegiatan manusia yang berbeda yang menanggung satu sama lain ataupun keluarga.
- Roger Caillois
Sosiolog Perancis Roger Caillois, dalam bukunya Les jeux et les hommes (Games dan Men), mendefinisikan permainan sebagai suatu kegiatan yang harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Menyenangkan
Kegiatan dipilih oleh karakter yang dipercaya.
- Terpisah
Dibatasi oleh waktu dan tempat.
- Pasti
Hasil dari kegiatan ini adalah pasti atau terduga.
- Non-produktif
Partisipasi tidak mencapai sesuatu yang berguna.
- Diatur oleh aturan
Aktivitas memiliki aturan yang berbeda dari kehidupan sehari-hari.
- Fiktif
disertai dengan kesadaran realitas yang berbeda.
- Chris Crawford
Desainer game komputer Chris Crawford, pendiri The Journal of Computer Game Design, telah berusaha untuk mendefinisikan istilah permainan menggunakan serangkaian dikotomi:
- Ekspresi kreatif adalah seni jika dibuat untuk keindahan tersendiri, dan hiburan jika dibuat untuk uang.
- Sepotong hiburan mainan itu adalah interaktif. Film dan buku yang dikutip sebagai contoh hiburan non-interaktif.
-Jika tidak ada gol yang terkait dengan mainan, itu adalah mainan. (Crawford mencatat bahwa dengan definisinya :
(a) Mainan dapat menjadi elemen permainan jika pemain membuat aturan.
(b) The Sims dan SimCity adalah mainan, bukan game.)
Jika memiliki tujuan, mainan adalah tantangan.
-Jika tantangan tidak memiliki "zat aktif terhadap siapa Anda bersaing," itu adalah teka-teki; jika ada satu, itu adalah konflik. (Crawford mengakui bahwa ini adalah tes subjektif Video game dengan kecerdasan buatan terasa algoritmik bisa dimainkan sebagai teka-teki, Ini termasuk pola yang digunakan untuk menghindari hantu di Pac-Man)
-Akhirnya, jika pemain hanya bisa mengungguli lawan, tetapi tidak menyerang mereka mengganggu kinerja mereka, konflik adalah sebuah kompetisi. (Kompetisi meliputi balap dan figur skating.) Namun, jika serangan diperbolehkan, maka konflik memenuhi syarat sebagai permainan.
Definisi Crawford demikian dapat diterjemahkan sebagai riset asli: Sebuah kegiatan yang berorientasi pada tujuan interaktif dibuat untuk uang, dengan bahan aktif untuk bermain dengan hal melawan, di mana pemain (termasuk agen aktif) dapat mengganggu satu sama lain.
#Sejarah Game
Konsol merupakan bagian terbesar dari game tersebut, berikut ini merupakan generasi-generasi game konsol hingga sekarang :
- Game Generasi Pertama
Pada saat itu orang belum mengenal konsol atau game komputer, yang mereka tahu adalah video game, yaitu sebuah permainan elektronik yang menampilkan gambar bergerak (video). Sebuah perusahaan bernama Magnavox meluncurkan video game pertama, yaitu Odyssey.
Magnavox Odyssey, konsol game pertama di dunia mengoperasikan Pong.
Tidak lama setelah itu sebuah game arcade legendaris Atari berjudul “Pong” muncul. Pong merupakan sebuah game sederhana yang mengambil konsep permainan tenis, satu bola dan 2 papan di kiri dan kanan, pemain sebisa mungkin harus berusaha mengembalikan bola ke daerah lawan. Atari merilis Pong dalam bentuk sebuah mesin ding dong bernama Sears.
1975
Magnavox menyerah dan menghentikan produksi Odyssey. Sebagai gantinya, mereka mengikuti jejak Atari, memproduksi mesin ding dong bernama Odyssey 100, yang khusus menyajikan game Pong.
- Game Generasi Kedua
Fairchild mencoba menghidupkan kembali dunia video game dengan menciptakan VES (Video Entertainment System). VES adalah mesin pertama yang disebut ”konsol”. Konsol ini menggunakan kaset magnetik yang disebut cartridge. Nah, konsep ini kemudian diikuti oleh beberapa produsen lain, termasuk Atari, Magnavox, dan RCA, ketiga perusahaan tersebut juga merilis konsol serupa.
Fairchild VES, pertama di dunia yang menggunakan media cartridge.
1977
Dunia konsol menjadi tidak populer, game-game yang ada tidak berhasil menarik minat. Fairchild dan RCA mengalami kebangkrutan. Praktis, hanya ada Atari dan Magnavox yang masih bertahan di dunia video game.
1978
Magnavox meluncurkan Odyssey 2, seperti halnya Odyssey pertama, konsol ini pun gagal menjadi hit. Tak lama berselang, Atari meluncurkan konsol legendaris, Atari 2600, yang terkenal dengan game Space Invaders-nya
1980
berbagai produsen konsol muncul, dan mereka mengambil Atari 2600 sebagai konsep dasar, perkembangan dunia game pun semakin pesat.
1983
Dunia video game kembali ambruk. Game-game yang kurang kreatif membuat konsol kembali mendapat sambutan dingin, apalagi, PC saat itu menjadi semakin canggih. Orang lebih memilih membeli PC ketimbang konsol video game, selain untuk bermain, PC juga produktif untuk bekerja. Game-game komputer (PC Game) semakin berkembang pesat, hingga saat ini. Pelopor PC ber-game saat itu adalah Commodore 64, konsol sekaligus personal computer yang menyediakan tampilan grafis 16-warna dan memiliki kapasitas memori jauh lebih baik dari konsol videogame model apa pun.
Atari 2600, sempat hit tahun 80-an. Memiliki “adik” bernama Atari 2600 Jr.
- Game Generasi Ketiga
Perusahaan bernama Famicom (Jepang) menciptakan gebrakan baru, sebuah konsol bernama Famicom/Nintendo Entertainment System (NES) dirilis di akhir 1983. Konsol ini menampilkan gambar dan animasi resolusi tinggi untuk pertama kalinya. Setelah mendapat sambutan hangat di Jepang, Famicom memperluas pemasarannya ke Amerika, yang dikenal dengan NES (Nintendo Entertainment System). Nintendo memiliki chip pengaman pada cartridge game mereka, dengan demikian seluruh game yang akan dirilis haruslah seijin developer Nintendo. Dan akhirnya, muncul sebuah game legendaris, Super Mario Brothers, yang dibintangi karakter fenomenal yang tetap eksis hingga kini, Mario.
Famicom dari Nintendo, berhasil merajai pasar videogame di era generasi ketiga.
- Game Generasi Keempat
NES mendapat sambutan hangat di seluruh dunia, dan sebuah perusahaan bernama Sega mencoba menyaingi Nintendo. Sega merilis konsol next-generation mereka, Sega Mega Drive (yang juga dikenal dengan Sega Genesis). Konsol ini menyajikan gambar yang lebih tajam dan animasi yang lebih halus dibanding NES. Konsol ini cukup berhasil memberi tekanan, tetapi NES tetap bertahan dengan angka penjualan tinggi.
1990
Nintendo kembali menggebrak dengan konsol next-gen mereka, SNES (Super Nintendo Entertainment System). Selama 4 tahun, Nintendo dan Sega menjadi bebuyutan, meskipun ada beberapa produsen seperti SNK dengan NeoGeo-nya, NEC dengan TurboGrafx-16 dan Phillips CD-i, tapi kedua konsol mereka begitu handal dan populer.
Rivalitas yang legendaris, Super NES dan Mario Brothers sebagai ikonnya melawan SEGA Mega Drive dan Sonic the Hedgehog sebagai ikonnya.
- Game Generasi Kelima
Sega dan Nintendo tetap bersaing. Berbagai game fenomenal dirilis. SNES menyertakan chip Super FX pada cartridge mereka, dan Sega menggunakan Sega Virtua Processor, keduanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas grafis dari game. Alhasil, SNES dan Sega saling beradu dengan game-game keren seperti Donky Kong Country (SNES) dan Vectorman (Sega).
1993
Sebuah perusahaan ternama, Panasonic, merilis konsolnya yang bernama Panasonic 3DO. Ini adalah konsol pertama yang menggunakan CD sebagai pengganti cartridge. Harganya yang sangat mahal membuat konsol ini tidak populer, 3DO tidak bertahan lama dan harus segera menghentikan produksinya.
Panasonic 3DO, konsol game pertama yang menggunakan media CD.
1994
Atari kembali meluncurkan konsol baru untuk menandingi Nintendo dan Sega. Atari Jaguar jelas jauh lebih canggih ketimbang NES maupun Mega Drive, tetapi penggunaannya yang sulit menjadi batu sandungan.
Pada tahun yang sama, Sony merilis konsol super legendaris, PlayStation. Atari bangkrut dan akhirnya melakukan merger. Konsol basis CD yang pertama kali menuai sukses adalah Sony PlayStation. Konsol Jepang ini segera mendapat sambutan hangat, dan hingga saat ini, PlayStation sudah terjual ratusan juta unit. PlayStation yang juga disebut PS-One merupakan konsol terlaris sepanjang masa. Sega dan Nintendo tampaknya menyadari ketertinggalan mereka dari Sony. Sega kemudian merilis Sega Saturn, dan Nintendo mengeluarkan Nintendo 64.
- Game Generasi Keenam
Setelah jatuhnya Nintendo dan Sega, kini dunia konsol jadi milik Sony. PlayStation menjadi raja dan bisa dibilang tidak memiliki pesaing. Sega mencoba meluncurkan Sega Dreamcast untuk mematahkan dominasi Sony, tetapi kembali gagal, akhirnya pada tahun itu juga, Sega mengundurkan diri dari dunia produsen konsol.
2000
Sony semakin ’merajalela’ ketika mereka berhasil merilis konsol barunya, PlayStation 2, yang sudah berbasis DVD. Nintendo mencoba bertahan di dunia konsol dengan merilis GameCube. Konsol ini tidak menggunakan DVD 12 cm biasa, melainkan DVD yang berukuran lebih kecil, yaitu 8 cm. Ukuran keping medianya yang lagi-lagi nyeleneh membuat GameCube kurang populer. Satu-satunya pesaing serius PlayStation 2 adalah Xbox. Sebuah konsol keluaran Microsoft ini menggebrak dengan tampilan visual yang sangat tajam dan berkualitas yang kala itu lebih menarik dibanding dengan PlayStation 2. Sayangnya game-game Xbox ternyata tidak sepopuler PlayStation 2. Satu game Xbox yang menjadi hit dan cukup fenomenal yaitu Halo. Karena game ini udah memanfaatkan fasilitas ‘unggul’ dari Microsoft, yaitu Xbox Live.
Dari kiri ke kanan: Nintendo GameCube, Microsoft Xbox, Sony Playstation 2. Diurut berdasarkan tingkat popularitasnya.
- Game Generasi Ketujuh
Boleh dibilang, Xbox terlambat meluncur ke pasaran dibanding PlayStation 2, dan support game-game tenar juga sangat minim. Tetapi, Microsoft seolah belajar dari kesalahannya. Pada saat Sony masih melakukan riset untuk konsol PlayStation 3 yang menggunakan Blu-Ray, Microsoft kali ini telah mengambil seribu langkah lebih cepat. Xbox 360, konsol generasi terkini yang memanfaatkan media HD-DVD.
2006
Xbox 360 hadir dengan segudang fitur istimewa, mulai dari grafis, hingga titel-titel game terkenal. Di antaranya Best Game of The Year 2006 versi beberapa situs game terkemuka, Gears of War. Apalagi, Xbox Live semakin disempurnakan, dan mendapat sambutan luar biasa dari para gamer. Kali ini, giliran Sony yang terlambat. PlayStation 3 dirilis pada November 2006, selang seminggu sebelum Nintendo meluncurkan terobosannya, yaitu Nintendo Wii. Posisi PlayStation 3 kurang menguntungkan, selain karena Xbox 360 sudah keburu tenar duluan, Wii juga menawarkan inovasi pada stik kontrol mereka yang ’motion sensitive’. Apalagi, harga konsol terbaru Sony itu merupakan yang paling mahal dibanding dua pesaingnya. Alhasil, penjualan PlayStation 3 menjadi yang terendah di bawah Xbox 360 dan Wii.
Xbox 360, Wii, Playstation 3, menjadi pesaing tetap dari generasi sebelumnya.
2013
Sony kembali meluncurkan console next-gen yang bernama Playstation 4 dan berasumsi bahwa konsol-nya melebihi jauh dari pesaingnya yang juga merilis console next-gennya, yaitu Xbox One dari Microsoft dan Wii U dari Nintendo, hingga sekarang Playstation 4 merupakan console terfavorit dan dipilih oleh para gamers untuk memainkan game yang grafisnya yang begitu menakjubkan.
Referensi :
https://en.wikipedia.org/wiki/Game
http://www.zainalhakim.web.id/perkembangan-teknologi-game-di-dunia-1.html
http://www.zainalhakim.web.id/perkembangan-teknologi-game-di-dunia-2.html
No comments:
Post a Comment